2.
Proses Produksi Media Audio
a. Peralatan
produksi media audio
Produksi
sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di sebuah studio
rekaman. Studio rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai
fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman paling tidak memiliki dua
ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam suara dilakukan
diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap suara
sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari
luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai tempat dimana
pemegang kendali jalannya rekaman berada dan melakukan rekaman terhadap
suara-suara dari ruang rekaman.
Peralatan yang umum ada dalam studio
rekaman adalah:
1)
Miikrofon

Mikrofon merupakan barisan terdepan
dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan tranducer yang dapat
mengubah
gelombang suara di udara menjadi variasi
tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah converter.
Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua, yaitu omni
directional dan uni directional.
2) Mixer
console

Secara umum bagian audio mixer terdiri dari:
a)
Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya terdiri dari:
terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
b) Kontrol
Equalisasi, untuk mengatur frekuensi
jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
c) Fader Gain, menagtur
kuat lemahnya volume masukkan.
d) Kontrol
keluaran utama
e) Tampilan
Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu
meter atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap channel input
maupun master output.
3) Speaker
monitor

4)
Open
reel

Open reel adalah alat produksi media
audio yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu, open reel digunakan juga
sebagai alat untuk editing. Seiring
perkembangan teknologi di dunia audio
recording, yang mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang
diggunnakan.
5) Digital
audio work station

a)
Audio
converter
Pada prinsipnya audio converter
mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card, meskipun demikian audio
converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-komputer biasa.
Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:
· Sintheszier
· MIDI
interface
· Pengkonversi
data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikrofon
· Pengonversi
data dari digital ke analog.
b) Multi
Track audio software
Perekam lunak yang
digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga
mempunyai fasilitas untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa perangkat
lunak ini misalnya:
· Digidesaign
Pro Tools
· Adobe
audition
· Cakewalk
sonar
· Steinberg
nuendo dan Cubase, dll
6) Tape
Recorder

7) Digital
Portable Recorder

b. Proses
pembuatan media audio
Secara
umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi,
produksi, dan pasca produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa
kegiatan.
1)
Tahap Pra Produksi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
tahap pra produksi, meliputi:
a) Telaah
Materi
Dalam mengembangkan media untuk
pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan
jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama,
agar media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan
(kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis karakteristik materi ajar dan
analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak
membantu peserta didik.
b) Pencarian
Ide
Setelah analisis kurikulum, akan
diperoleh gambaran tentang materi-materi yang membutuhkan media audio.
Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat medianya
dan menetapkan format sajian media audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam
bentuk sajian yang dapat dipilih misalnya dialog, drama, narasi, pantun dan
lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan
oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili
kompetensi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu
untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak
lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan
perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan
pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan
karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum
dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
c) Penulisan
Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan
naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis
naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan
aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan
penyampaian materi tersebut sesuai karateristik media audio, misalnya pemain,
perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dan lain-lain.
Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian
informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
Format naskah audio yang
umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1) Tahap
produksi
Produksi media audio ini diawali dengan
diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah
produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain,
latihan kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk
Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja
kolaboratif (team work), yaitu
beberapa orang dengan keahlian atau keterampilan berbeda bekerja secara
bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di sini, diperlukan koordinasi antar
anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif.
Anggota tim tersebut yaitu:
· Sutradara,
yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik
dari sebuah produksi.
· Operator,
mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
· Teknisi,
mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
· Penata
musik, menyiapkan musik dan sound effect
sesuai dengan naskah.
· Editor,
melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk
naskah (script conference)
Setelah sutradara mempelajari naskah
program media, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli
materi dan ahli media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah dilakukan untuk
menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga apabila
diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan persepsi
selesai, maka sutradara segera mengubah naskah menjadi bahasa audio (skenario) yang menarik minat,
enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun
Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah panduan
operasional dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu perlu disusun
secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat pendengar. Pada
skenario sudah tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa
pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama durasinya, jenis musik dan lain-lain.
d) Penyusunan
anggaran
Anggaran adalah total biaya yang
dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan hingga
kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan beberapa
faktor, seperti: lamanya syuting, jumlah
tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar studio,
jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya,
peralatan yang dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan
(stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain
sebagainya
e) Pemilihan
pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah
selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan
memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan
karakter tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio
bagus dan menarik.
f) Latihan
kering
Latihan kering maksudnya, para pemain
diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar
mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing
dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.
g) Rekaman
(recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara
dari masing-masing pemain. Sutradara
adalah pengendali sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara bertanggung
jawab atas kualitas hasil rekaman.
a. Tahap
Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilakukan,
tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah
yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1) Editing
dan Mixing
Editing maksudnya adalah membuang atau
memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya
echo. Mixing mksudnya mencampur atau
menambah musik dan soundeffect
sehingga media audio terkesan menarik.
a)
Preview
Preview
adalah
kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview
ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan
sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil
produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya
ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek
suara (soundeffect), kualitas suara
(ada tidaknya noise), ksetabilan
volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan
perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2) Pembuatan
Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi
media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media penyimpanan lainnya.
Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika
diperlukan penggandaan.
0 komentar:
Posting Komentar