Hai sobat bloggers, sesuai yang saya janjikan dientri
sebelumnya, kali ini saya akan memposting materi Bahasa Indonesia, yaitu tentang
Ragam Menyimak. Monggo dipun waos kanthi sak sekecanipon,hehe
Seperti yang kita ketahui tujuan dari kegiatan menyimak
itu berbeda-beda, sehingga hal itu menyebabkan aneka ragam menyimak, tarigan
(2006: 35), menggambarkan aneka ragam menyimak sebagai berikut.
1.
Menyimak Ektensif
Menyimak ektensif (ektensive
listening) adalah sejenis kegiatan menyinyak yang mengenai hal-hal yang
lebih umum dan bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbimbingan
langsung dari seorang guru.
Menyimak ektensif terdiri dari:
a.
Menyimak Sosial
Menyimak sosial biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai
hal-hal yang menarik, sehingga orang yang hadir saling mendengarkan dan memberi
respon yang wajar terhadap apa yang dikatakan rekannya.
b.
Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder
adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan. Seperti contoh
berikut,menyimak musik yang mengiringi ritme-ritme, tarian-tarian rakyat
disekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita
sedang menulis surat pada seorang teman dirumah.
c.
Menyimak Estetik
Menyimak estetik
adalah kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk kedalam menyimak ekstensif,
mancakup: menyimak musik, puisi, pembacaan bersama atau drama radio dan
rekaman-rekaman serta menikmati cerita teka-teki dan lakon-lakon yang
dibicarakan atau diceritakan oleh guru, siswa, dan ataupun aktor.
d.
Menyimak Pasif
Menyimak
pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar dan biasanya menandai
kita pada saat belajar kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai serta menguasai suatu bahasa.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak intensif
adalah jenis menyimak yang pelaksanaannya pada suatu kegiatan yang lebih
diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.
Menyimak intensif
terdiri atas beberapa jenis berikut:
a.
Menyimak Kritis
Menyimak kritis
adalah kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan
bahkan hal-hal yang baik dan benar dari ujaran pembicara, dengan alasan yang
kuat dan dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih
cendrung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, ketidak telitian yang terdapat
dalam ujaran atau pembicaraaan seseorang.
b.
Menyimak
Konsentratif
Menyimak
konsentratif sering disebut a study-type listening atau menyimak yang merupakan
kegiatan sejenis telaah. Kegiatan yang tercangkup dalam menyimak konsentratif
adalah:
·
Mengikuti petunjuk.
·
Mencari hubungan.
·
Mencari informasi.
·
Memperoleh
pemahaman.
·
Menghayati ide-ide.
·
Memahami urutan
ide-ide.
·
Mencatat
fakta-fakta.
·
Menyimak Kreatif
c.
Menyimak kreatif
adalah kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekontruksi
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan
kinestetik terhadap apa-apa yang disimaknya. Kegiatan dalam menyimak kreatif:
·
Mengasosiasikan
makna-makna dengan pengalaman menyimak
·
Merekontruksi imaji-imaji
visual sementara menyimak
·
Mengadaptasikan
imaji dengan pikiran imajinatif dalam karya
·
Memecahkan masalah,
memeriksa, dan mengujinya
d.
Menyimak
Eksplorasif
Menyimak
eksploratif adalah kegiatann menyimak intensif dengan tujuan menyelidiki
sesuatu lebih terarah. Tujuan dari kegiatan dalam menyimak eksplorasif adalah
sebagai berikut:
·
Menemukan hal-hal
baru
·
Menemukan informasi
tambahan
·
Menemukan isu
menarik
e.
Menyimak
Interogatif
Menyimak
interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir
dari ujaran sang pembicara, sebab sang penyimak akan mengajukan pertanyaan
sebanyak mungkin yang mencakup apa, siapa, mengapa, di mana, ke mana,
untuk apa, benarkah, dan sebagainya.
f.
Menyimak Selektif
Menyimak selektif
yakni menyimak yang dilakukan sebagai pelengkap kegiatan menyimak pasif guna
mengimbangi isolasi kultural dan tendensi kita untuk menginterprestaskan
kembali semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai
Menyimak pasif
perlu dilengkapi dengan menyimak selektif, alasan nya:
·
Kita jarang
mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan
asing, itu mengganggu kapasitas kita untuk menyerap.
·
Kebiasaan-kebiasaan
kita cenderung membuat kita menginterprestasikan kembali rangsangan-rangsangan
akustik yang disampaikan oleh telinga ke otak dan karena itu kita memperoleh
suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing
Sumber:
Sunarti dan Anggraini, Deri. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar